Apakah Saya Sembuh dari Rhinitis Alergi?

Bismillah.

Halo teman-teman, berhubung tingginya kunjungan ke tulisan saya soal tips meredakan rhinitis alergi yang ini, banyak yang kemudian bertanya, apa kabar rhinitis alergi saya sekarang?
Jadi kali ini saya mau sharing bagaimana kabar saya dan penyakit yang satu ini. Emm mungkin tulisan ini tidak akan panjang-panjang amat ya..

Menjawab pertanyaan pada judul tulisan ini, saya pribadi merasa seperti sembuh dari rhinitis alergi yang pernah menyerang saya gila-gilaan di masa-masa SMP, SMA (terparah), dan kuliah. Saya nggak pede kalau mau bilang rhinitis alergi saya sembuh total karena saya tidak memiliki latar belakang ilmu kesehatan dan setahu saya pun alergi adalah sesuatu yang akan terus dibawa, tidak bisa sembuh. Namun, sejak tulisan tips itu saya posting, saya hampir tidak pernah lagi mengalami rhinitis alergi. Sepanjang tahun 2019 bisa saya pastikan bahwa rhinitis alergi saya hanya kambuh satu kali, itu pun saya tak yakin apakah benar rhinitis alergi atau gejala flu, karena keesokan harinya kondisi saya sudah normal kembali. Kalau mengingat bagaimana dulu saya kewalahan menangani alergi ini, rasanya ajaib bisa berada pada kondisi hari ini. Yaps, dulu kondisi saya separah itu memang, tidak bisa nafas, meler terus, pipi saya rasanya dipenuhi oleh cairan dari dalam, tidak bisa konsentrasi mengerjakan apapun, ah pokoknya semerepotkan itu deh.

Lalu, apa yang membuat rhitis alergi saya 'hampir benar-benar hilang'? Hmm sebelum saya sharing soal gaya hidup saya, perlu saya tekankan lagi ya bahwa pengalaman ini sangat subjektif, saya tidak tahu secara ilmiah faktor apa yang membuat alergi saya 'hilang', dan saya pun tidak bisa menjawab apabila ada teman-teman bertanya best practice-nya untuk kasus teman-teman, jadi kalau perlu penanganan serius segera kunjungi dokter ya!

Titik Balik Gaya Hidup Baru

Di tulisan sebelumnya saya sudah sharing beberapa hal yang bisa meredakan rhinitis alergi. Dilalah, tips dari tulisan tersebut berlanjut menjadi gaya hidup baru buat saya. Pelan-pelan sejak tahun 2016 saya mulai replanning pola hidup. Agaknya saya berterima kasih juga pernah dikasih Allah 'tamu' bernama rhinitis alergi ini. Setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang rhinitis alergi, saya jadi mau-tak mau mengubah pola hidup, males banget asli deh untuk terus-terusan ngurusin si tamu yang satu ini. Oke kita langsung masuk saja ke sejumlah hal yang saya rasa jadi hal baru yang signifikan dalam hidup saya beberapa tahun belakangan.

Rutin Minum Air Lemon Hangat

Tahun 2018 ada titik awal saya berkenalan dengan air lemon hangat, tujuan utama saya waktu itu adalah untuk detox. Tiap hari bekerja di ibu kota dan menghirup udara dengan kualitas yang rendah, sepanjang jalan pulang kantor saya mulai peka: saya butuh membentengi diri dari bahaya radikal bebas. Setelah searching sana-sini tersebutlah nama air lemon yang ternyata baik untuk detox tubuh kita dari radikal bebas. Dalam sehari saya minum air lemon hangat dicampur madu pada pagi sebelum makan apa-apa dan malam sebelum tidur. Mulai tahun 2019 ramuan air lemon dan madu tersebut saya tambahkan garam pink himalaya, bukan untuk gaya-gayaan, tetapi dengan menambahkan garam rasa minumannya jadi enak, mirip-mirip minuman isotonik, dan yah membuat minuman ini semakin sehat. Air lemon yang saya konsumsi ini bukan dari lemon segar yang saya peras tiap hari, I have no time untuk memproses lemon setiap hari, saya membeli air perasan lemon botolan, saat ini saya konsumsi sari lemon merk Lemonia yang dibeli dari Sayurbox. Satu botol sari lemon 450 ml saya habiskan dalam waktu satu bulan, dan penyimpanan air lemon ini harus di kulkas, sari lemon ini bisa tahan 1-1,5 bulan. Saya yang niat awalnya ingin detox, lama-lama merasakan manfaat lain dari konsumsi rutin air lemon ini, saya jadi tidak mudah sakit, termasuk tidak kambuh alerginya.

Rutin Olahraga

Kata kuncinya adalah rutin. Sejak kuliah semester 4 saya gandrung melakukan jogging 1 kali seminggu. Dan kini kegandrungan saya pada olahraga semakin jadi, tapi tidak over training ya. Biasanya di hari kerja saya akan olahraga kardio sekitar 15 menit di kamar, ini bisa saya lakukan 1-2 kali dalam lima hari kerja. Kemudian, pada akhir pekan seperti biasa saya suka jogging sekitar 30 menit dengan jarak 2-4 km. Efeknya badan saya jadi tidak mudah sakit dan pegal-pegal, haha, serius loh, asalkan olahraganya step by step ya, diawali dengan perenggangan, pemanasan, gerakan inti, dan pendinginan, jadi tidak langsung digeber. Oh iya, selain olahraga kardio dan jogging, satu tahun belakangan saya juga ikut senam aerobik di kantor setiap Jumat pagi,  saya rasa interaksi sekitar 1-2 jam dengan cahaya matahari pagi tiap senam juga turut menyumbangkan manfaat baik untuk badan saya.

Kurangi Stres

Sepertinya saya adalah tipe orang yang sangat rentan terhadap stres. Ketika saya merasa not fine, efeknya benar-benar terasa di badan. Sepanjang 2016-2020 tentu nggak mungkin hidup saya nggak ada masalah. Saya beberapa kali demam karena sedang ada masalah, hanya kebetulan saja yang kambuh bukan rhinitis alergi. Namun, semakin ke sini saya semakin sadar untuk mulai kelola stres. Berkaca dari demam-demam yang saya alami tidak menutup kemungkina kan kalau stres juga bisa jadi pemicu alergi ke teman-teman. Oh saya jadi ingat, rhinitis alergi ini jadi pemicu 'penyakit baru' di badan saya, yakni dermatitis. Suatu hari pipi saya terkena dermatitis sampai saya susah membuka mulut, setelah berobat ke dokter spesial kulit, ternyata penyebab dermatitis tersebut adalah stres, kurang tidur, dan diperkuat dengan riwayat rhinitis alergi, ini hanya tambahan informasi saja kalau ternyata riwayat alergi bisa jadi pemicu yang memperkuat kemunculan penyakit lainnya (naudzubillah).

Makan Buah Setiap Hari

Masih soal apa yang masuk ke badan nih. Sejak tahun 2017, saya rutin makan buah hampir setiap hari. Memang sih jumlahnya nggak banyak, satu hari satu buah apel atau seiris semangka, tapi saya konsumsinya setiap hari. Semakin lama konsumsi buah semakin saya perbanyak, while porsi nasi saya kurangi setengah dan gorengan cukup drastis saya kurangi. Saya termasuk orang yang tidak terlalu suka makan sayur, itu juga yang jadi alasan kenapa saya cenderung lebih suka banyakin makan buah sebagai subtitusi dari konsumsi sayur, heuheu. Hmm saya merasa sedikit banyak saya mulai terpengaruh oleh para influencer zaman sekarang yang makin menggalakkan gaya hidup sehat. Good lah. 

Nah, kayaknya sih empat hal itu yang mulai jadi 'saya yang baru'. Untuk membentuk gaya hidup ini saya tidak ujug-ujug, tetapi berproses sedikit demi sedikit, tahun demi tahun, sampai saya tidak sadar ini sudah 2020, berarti sudah 4 tahun saya mengubah pola hidup jadi lebih baik. Semoga sharing yang nggak seberapa ini bisa memberikan insight untuk teman-teman yang sedang berjuang menghadapi rhinitis alergi ya, semangat! :)

Komentar

  1. Saya penderita rhinitis alergi sdh hampir 40 th,insyaallah akan mencoba tips ini.semoga juga berhasil,penggunaan obat cina berbagai suplemen tidak membantu /meringankan penderitaan,malah menimbulkan berbagai efek samping

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah ketemu tulisan ini. Sdh hampir 2thn repot ama si tamu ini. Ganggu bgt ke kerjaan. Malu ama anak dan suami emaknya mbeler kulu...huhuhu.. Insya Allah mau coba tips2nya nih kak. Makasih byk buat sharingnya. Semoga sehat selalu 🥰

    BalasHapus
  3. Thank you kak, aku dapat pencerahan setelah membaca. Terutama yg baru aku tahu itu soal buah dan kulit manggisnya.

    Aku menderita rhinitis stlh beberapa tahun lalu saat kuliah. Tp sekarang lagi parah banget, gak sembuh-sembuh.

    Aku sempat olahraga pagi dan merasa hidungku jadi baik, tapi aku mager banget mau olahraga, huhu.

    Gimana ya caranya biar ga mager olahraga?

    Padahal aku rencana mau ke dokter tht karena ini udah parah banget, sebelumnya ga pernah ke dokter.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Tak Terlupakan ke Gunung Rinjani

Tips Meredakan Rhinitis Alergi (Pengalaman Pribadi)

Eduard Douwes Dekker, Seorang Belanda Penentang Sistem Tanam Paksa di Indonesia