Kilas Balik Perjalanan: Saat Menuju Air Terjun Coban Pitu, Malang
Bismillah.
Tulisan ini sebetulnya saya buat pada pertengahan tahun 2016 dan diikutsertakan dalam lomba Travel Blog dari blog Reservasi, waktu itu alhamdulillah saya menjadi salah satu pemenang urutan ketiga yang mendapat hadiah jalan-jalan ke curug Sentul. Tulisan ini sengaja saya repost lagi karena sepertinya sudah tidak ada di blog Reservasi, sementara informasinya cukup bermanfaat untuk siapa saja yang berniat melipir ke air terjun terbaik yang pernah saya kunjungi hingga saat ini.
Kalau ditanya destinasi wisata
paling recommended di Jawa Timur, pasti yang terlintas di kepala kita Gunung
Bromo, Kota Malang, dan Kota Batu. Yap! Tiga tempat itu memang sudah populer di
kalangan traveller domestik maupun mancanegara. Namun, dalam tulisan kali ini
tempat yang mau saya perkenalkan adalah Air Terjun Coban Pitu yang terletak di Desa
Pujon, Kota Batu, Jawa Timur. Agaknya air terjun yang satu ini memang tidak
sepopuler Air Terjun Coban Rondo yang saban hari selalu jadi paket wisata wajib
saat mengunjungi Kota Batu. Tidak hanya kurang populer tetapi juga lokasinya
cukup menguji adrenalin terutama bagi yang tidak terbiasa ngalam. Mungkin alasan ini pula yang menyebabkan Coban Pitu tidak
begitu populer di kalangan traveller Kota Batu. Maka, diawal tulisan ini saya
ingin mengingatkan pula kepada para pembaca bahwa mengunjungi air terjun Coban
Pitu cukup menguras tenaga, tetapi pemandangan yang ditawarkan sangat worthy.
Hmm...memang apa sih pemandangan yang ditawarkan Coban Pitu? Kamu akan
menyaksikan tebing setinggi puluhan meter yang dirambati pohon dan tanaman hijau, dari
celah tebing dan tanaman hijau itu keluar mata air terjun, bukan cuma satu loh
tapi ada beberapa mata air yang memecah celah tebing tersebut.
Saya akan membuat itinerary
ringkas perjalanan menuju Air Terjun Coban Pitu dari ibu kota kita, Jakarta.
Disini itinerary yang saya buat tidak mencantumkan biaya karena harga tiket
dapat berubah-ubah tanpa permisi.
Hari 1: Menuju Kota Batu
Sebelum kamu sampai ke Kota Batu,
carilah informasi penyewaan motor dari Kota Malang, kalau perlu langsung booking
sewa motor karena medan menuju Coban Pitu tidak dianjurkan untuk dicapai
menggunakan mobil. Setelah beres dengan urusan penyewaan motor, kamu bisa
berangkat menuju Kota Batu dengan tenang. Untuk bertualang ke Kota Batu dapat
ditempuh melalui jalur darat dan udara:
- Jalur Darat:
- Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Malang.
Kereta yang melewati Stasiun Malang diantaranya Jayabaya, Matarmaja, dan
Majapahit. Kalau memilih jalur darat, kamu akan menghabiskan waktu sekitar 12
jam perjalanan.
- Jalur Udara:
- Bandara Soekarno-Hatta atau Halim Perdana Kusuma
ke Bandara Abdulrachman Saleh, Malang. Nah kalau untuk tiket pesawat, harganya
bisa langsung kamu cek di reservasi.com dan pakai kupon promonya, lumayan jadi
lebih murah loh.
Oke, setelah dari dua jalur
tempuh itu sampailah kamu ke Kota Malang. Jika memilih jalur darat, sesampainya
di Stasiun Kota Malang kamu bisa istirahat sejenak dengan membeli makanan berat
yang tersedia di sekitar stasiun, harganya murah kok. Jika hanya ingin makan makanan
ringan, kamu bisa coba lumpia khas Malang yang berisi rebung atau daging ayam.
Uniknya, lumpia ini dimakan dengan batang daun bawang ukuran kecil, rasanya
enak banget dan sangat pas mengganjal perut sampai menemukan makanan berat. Kalau
kamu naik pesawat, sampai di bandara Abdulrachman Saleh, kamu bisa naik taksi
menuju Kota Malang (FYI: bandara Kota Malang cukup jauh dari kota dan tidak ada
angkot).
Untuk yang punya kerabat di Kota
Batu kamu bisa menumpang nginap, tapi untuk yang nggak punya kenalan atau ingin melakukan perjalanan yang lebih privat, tenang saja,
penginapan yang tersedia di Kota Batu sangat banyak dan beragam, silakan sesuaikan dengan budget masing-masing dan
biar tambah murah manfaatkan berbagai kode promo hotel.
Hari pertama setelah sampai Kota
Batu, silakan istirahat atau keliling kota Malang dan Kota Batu, saran saya
belilah oleh-oleh di hari pertama untuk memaksimalkan waktu, beli oleh-oleh kan
nggak akan capek-capek banget tuh. Malamnya, jangan lupa mampir ke alun-alun
Kota Batu, cicipilah kuliner di Pos Ketan Legenda yang hanya buka pada malam
hari, coba beli ketan rasa orginal dan rasa durian keju yang benar-benar ngena
di lidah. Buat yang suka minum susu coba juga beli susu segar di Kios Susu
Ganesha pas di seberang Pos Ketan Legenda, kalau saya pribadi lebih
merekomendasikan beli yogurt-nya.
Hari kedua: Road to Coban Pitu
Hal penting yang harus kamu
siapkan sebelum menuju air terjun Coban Pitu adalah pastikan kondisi fisik
prima, bawa perbekalan, siapkan pakaian dan alas kaki yang sesuai, serta cek
kembali kondisi sepeda motor sewaanmu. Berangkatlah sepagi mungkin, supaya
kamu tidak kesiangan saat mulai hiking menuju Coban Pitu.
Perjalanan dimulai dari
alun-alun Kota Batu, sangat sulit untuk mendeskripsikan jalan menuju Desa
Pujon, saya sarankan untuk menggunakan GPS. Coban Pitu terletak di jalur yang
sama dengan Coban Rondo yang sudah lebih terkenal. Sepanjang jalan menuju Desa
Pujon, mata kamu akan dimanjakan oleh pemandangan hutan pinus dan pemandangan
Kota Batu dari atas bukit, tapi jangan lengah ya karena jalurnya
berkelok-kelok, kamu harus tetap waspada untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Sesampainya di kawasan Desa Pujon, jangan malu untuk bertanya pada warga jalan
tikus menuju Coban Pitu. Selepas dari Desa Pujon, kamu akan mulai memasuki
kawasan hutan yang tidak begitu rapat, jalanan di hutan tersebut belum diaspal,
kebayangkan kan gimana off-road nya itu jalan? Selama kurang-lebih 1 jam kamu
akan melewati jalanan bebatuan dan tanah merah yang super berdebu saat kemarau
dan super becek saat musin hujan.
Kemudian kamu akan sampai di pos
parkiran Air Terjun Coban Pitu, apakah sudah sampai? Belum. Justru ini baru
tiga per empat perjalanan. Dari parkiran, kamu akan hiking melewati hutan
selama 1-2 jam, disinilah perbekalan yang kamu bawa akan sangat berguna karena
selepas dari parkiran tidak ada penjual makanan atau minuman, judulnya saja
kamu akan memasuki hutan. Terlihat berat? Tidak kok, nikmati saja perjalannnya
karena kamu akan melewati ladang, hutan pinus; “mendaki gunung lewati
lembah”. Lokasi yang terpencil menjadi nilai lebih Coban Pitu, disini kamu bisa
semakin bermesra dengan alam. Tidak perlu khawatir tersesat, karena jalur yang
disediakan cukup jelas / tidak tertutup pohon. Jika mulai merasa lelah silakan
istirahat 5-10 menit sambil menengok ke belakang, yap kamu ada di dataran
tinggi, pemandangan a la pegunungan akan jadi bonus perjalananmu. Kemudian,
kamu akan sayup-sayup mendengar suara air terjun, kebayang kan gimana senangnya
setelah berjuang off-road, hiking, lalu dengar suara air terjun? Tapi harus
sabar dulu, medan terberat justru ada di dekat air terjunnya. Pertama kamu akan
melewati air terjun bayangan, ini hanya saya dkk saja yang menamakannya begitu,
karena air terjun bayangan terletak tepat sebelum sampai Coban Pitu, tapi ingat
target utama masih di atas sana jadi jangan tergoda untuk berhenti sampai air
terjun bayangan saja.
Air terjun bayangan (saya repost foto dari teman seperjalanan) |
Dari air terjun
bayangan kamu akan mendaki sekitar 40-50 meter. Sampailah di Coban Pitu.
Jalur menuju Coban Pitu dari air terjun bayangan |
Air terjun Coban Pitu bukanlah jenis air terjun yang memiliki kolam air di bagian bawahnya, melainkan ada jurang menganga dengan dasar bebatuan, sehingga keindahan air terjun ini hanya dapat dilihat oleh mata saja: tidak ada cerita main air apalagi berenang. Namun, jika kamu punya keberanian lebih seperti yang saya lakukan, kamu bisa mencoba berdiri tepat dibawah tumpahan air terjun utama. Untuk menuju kesana, kamu harus ekstra hati-hati karena batu yang agak licin.
Penampakan air terjun Coban pitu |
Butuh keberanian ekstra untuk menyentuh gemericik air terjun |
Overall, Coban Pitu masih menempati posisi nomor 1 di hati saya bahkan hingga hari ini. However, saya tidak menyarankan berkunjung ke Coban Pitu dengan membawa anak kecil karena lokasinya yang cukup berbahaya dan tidak ada pengamanan.
Hari ketiga: Eksplorasi Destinasi
Wisata yang Sudah Populer
Untuk perjalanan hari ketiga dan
seterusnya kamu bisa rencanakan ke sejumlah tempat wisata populer di Malang
seperti Jatim Park 2, Museum Angkot, Batu Night Spectakular, Taman Rekreasi
Selecta Batu, dan tentu saja Gunung Bromo.
Komentar
Posting Komentar