Jalan-Jalan Murah ke Danau Dora LIPI Cibinong dan Gunung Pancar

Bismillah..
Setelah sekian bulan istirahat dari mantengin blog, akhirnya dapat ide untuk menulis lagi. Kali ini saya akan cerita perjalanan iseng setengah hari yang murah dan worthy untuk dikunjungi. Destinasi yang saya sambangi  pas banget untuk semua yang tinggal / numpang tinggal di Jakarta, Depok, Bogor. Ehmm Bekasi dan Tangerang soalnya kejauhan, hehe.

Sisa libur lebaran kemarin saya habiskan dengan balik ke Depok, lebih cepat dari orang kebanyakan. Niatnya biar santai, nggak kena arus balik yang menguras tenaga dan air mata. Sampai di kosan benar-benar bengong dulu..

"Gue bego apa ya.. Ini kosan sepi banget, warteg dan warung belum ada yang buka.. Di rumah pasti pada makan enak sisa lebaran"

Nyesel? Iya! Haha.. Sifat nggak jelas dan nggak terduganya lagi kambuh, lain kali saya akan maksimalkan lama-lama di kampung dah. Sisa libur lebaran masih empat hari lagi, yakali saya bengong di kosan sampai kering kan.. Oke buka hape, tanya-tanya di grup siapa yang nggak mudik. And finally ada satu senior yang ternyata nggak mudik. Kita langsung diskusi saja, ini enaknya mau kemana?

Tercetuslah nama Danau Dora yang terlatak di daerah Cibinong dalam percakapan kami, wait.. ini namanya beneran Danau Dora? Apa nggak terlalu.. unyu? Saya langsung buka browser, googling, dan benar saja memang ada yang namanya Danau Dora di Cibinong. Ternyata Danau Dora adalah nama yang diberikan warga sekitar pada danau di Cibinong Science Center (CSC), LIPI Ecology Park, sebuah taman yang dirancang sebagai sarana penelitian LIPI (bingung euy jelasinnya, pokoknya gitu).

Beres googling, saya langsung meng-iya-kan ajakan my senior. 

"Hari Kamis (29 Juni 2017) ya!" 

Kami sepakat start jalan dari Depok pukul 05.30 pagi. Hari berganti, dan seperti yang biasa saya lakukan: telat, hahaha.. Tapi kali ini telatnya nggak parah sih, 'cuma' setengah jam. Finally, kami mulai jalan pukul 06.00. Rute untuk menuju Danau Dora via Depok adalah melalui Jalan Raya Jakarta-Bogor, lurus saja nggak usah belok-belok. Sejatinya jalanan dari pertigaan Juanda Depok sampai perempatan Jalan Raya Jakarta-Bogor merupakan kawasan macet, tetapi karena kami berangkat pagi dan saat libur lebaran, jalanan cukup sepi, bebas macet :D

Satu jam berlalu, kami sampai ke Danau Dora, agak nggak nyangka sih kalau ternyata perjalanan hanya menghabiskan waktu satu jam. Tak kira jauh masuk ke dalam, ternyata deket banget! Dari Jalan raya kita langsung melipir ke kiri, tugu penanda LIPI Ecology Park terpampang sangat jelas kok. Setelah 'permisi' sama satpam, lurus saja terus sampai mentok, agak jauh masuk ke dalam. Kemudian ada 2 gerbang di sisi jalan buntu, nah masuk ke gerbang sebelah kanan yang memang dikhususkan sebagai area parkir pengunjung Danau Dora.

Beruntunglah kami yang datang pagi-pagi sekaligus menjadi pengunjung pertama Danau Dora hari itu. Posisi masuk danau langsung menghadap ke timur, di sebelah timurnya tidak ada pepohonan sama sekali (sepertinya memang sengaja ditata seperti itu) dan.. kami mendapatkan view sunrise yang pecah!

Golden Sunrise yang terlalu kepagian~

Ada ya tempat kayak beginian di Cibinong :o

Pagi masih sepi~

Kami keliling-keliling kayak bocah banget di danau ini, toh masih sepi dan hanya kami pengunjung di pagi itu. Jangan lupa untuk melewati jembatan kayu yang bikin danau ini jadi epic, apalagi danau banyak ditumbuhi teratai, airnya pun cukup jernih sehingga kita dapat melihat ikan-ikan berenang di dasar danau. Eitss.. tenang danau ini nggak dalam kok, paling dalam hanya 1 meter jadi aman. Setelah matahari mulai tinggi dan langit makin biru, kami cari spot untuk sarapan di pinggir danau, jadilah sarapan berlantai jembatan kayu beratap langit biru, mantap kali.

Langitnya itu loh

Lotus

Sudah terang

Pukul 9 tepat kami sudah khatam keliling danau, maka kami buka ruang diskusi selanjutnya mau kemana sementara hari masih terlalu pagi buat balik ke Depok. Akhirnya terpilihlah Gunung Pancar sebagai destinasi selanjutnya.

Lokasi Gunung Pancar masih satu jalur dari LIPI Ecology Park, tepatnya kembali melalui Jalan Raya Jakarta-Bogor. Gunung Pancar nampaknya sudah cukup populer ya untuk para pendamba liburan dari Jabodetabek, Gunung Pancar bisa jadi alternatif Puncak Pass Bogor, apalagi lokasi Gunung Pancar juga lebih dekat, di Sentul. Oke kembali lagi, dari gerbang LIPI kami langsung ambil kiri bergabung dengan ratusan kendaraan lain yang menuju Bogor. sampai di perempatan yang saya lupa namanya, kami ambil kiri, melipir ke arah Sentul International Convention Center. Gunung Pancar sangat mudah diakses dan dekat, hmm gimana ya jelasinnya.. pokoknya mah ikutin aja GPS deh!

Gunung Pancar dari jaman iklan indoeskr*m belum ada memang sudah terkenal sama hutan pinusnya yang cakep bener. Saya sendiri baru pertama kali mengunjungi Gunung Pancar, selama ini main lewat-lewat aja saat ngebolang ke Leuwi Hejo dan Leuwi Lieuk. Gunung Pancar pas banget untuk wisata keluarga atau jalan-jalan santai. semua fasilitas standar ada disini, mecari makanan cemilan atau makanan berat juga tak susah. Yang cukup menyita perhatian saya ternyata Gunung Pancar dikelola oleh pihak swasta, hmm.. Gunung Pancar termasuk bersih jika dibandingkan objek wisata serupa kayak Bukit Munara, entah karena kebetulan saat saya datang sedang bersih atau dampak dari pengelolaan pihak swasta, however itu good news lah ya..

Selama di Gunung Pancar bebas pantas deh mau ngapain juga, bisa duduk-duduk santai sambil ngeteh/ngopi atau foto-foto preweding, kalo kami kemarin sih duduk-duduk di batu besar sambil ngobrol ngalor-ngidul, adem banget deh!

Kok kayak di hutan pinus ya? Hahaha

Tuh kan kayak di hutan pinus

Aduh kangen gunung~
Selesai ngobrol santai di Gunung Pancar, kami lanjut nyari spot sholat zuhur yang kece, pilihan jatuh ke Masjid Andalusia Spanyol  Sekolah Tinggi Ekonomi Islam TAZKIA (kiiw hafal banget kepanjangannya). Masjidnya nyaman banget, adem kayak ubin mushola (laah), dan imam sholatnya beneran bagus bacaannya (sotoy kambuh, padahal sholat zuhur kan ngga bunyi)

Masjid Andalusia TAZKIA nih
Kami selesai sholat sekitar jam 1 siang, beuh itu hari lagi panas-panasnya, belum makan siang , pokoknya laper poll. Tapi saya sengaja menahankan laparnya semakin jadi, biar saat makan semakin enak. Jam 1 siang lanjut jalan lagi, demi menggenapkan perjalanan random kami sempatkan mampir ke Sirkuit Sentul dan Stadion Pakansari. Lokasi Sirkuit Sentul tidak begitu jauh dari Masjid Andalusia, tapi saya bingung ngasih ancar-ancarnya selain lihat GPS atau tanya GPS (Gunakan Penduduk Sekitar).

Soal Sirkuit sentul, saya agak kaget sih setelah melihat sirkuit untuk pertama kalinya dalam hidup. Celetukan pertama saya setelah melihatnya adalah "Cuma gini doang?". Asli. Benar-benar 'cuma gini doang'. Cukup kaget juga sih, untuk ukuran sebuah sirkuit yang katanya internasional, fasilitas Sirkuit Sentul jauh dari kesan berkelas, malah saya melihatnya seperti kawasan terbengkalai, apalagi di bagian belakang yang ada gas station-nya, seperti kota mati di film-film zombie, ckckck.. Jadi in the end saya nggak menyarankan untuk berkunjung ke Sirkuit Sentul, nothing to see banget.

Sirkuit Sentul sarang hantu
Lanjut ke Stadion Pakansari. Duh stadion yang satu ini nggak bisa saya lupakan nih, akibat pertandingan timnas RI vs Thailand akhir tahun lalu saya menelan kekecewaan tidak dapat tiket nontonnya, haha.. Ga penting ya, ehm okeh jadi dari pinggir jalan raya, plang menuju stadion terpampang sangat jelas, saya kira lokasinya pun hanya beberapa ratus meter dari sisi jalan. Eh.. ternyata jauh sis masuk ke dalam. Berbeda dari Sirkuit Sentul, saya justru excited melihat Stadion Pakansari, padahal kami tidak bisa masuk sama sekali ke dalam stadion, pintu pagar tertutup rapat. Kami harus puas dengan foto-foto di depan tulisan besar "Stadion Pakansari" saja. Nonetheless, cuaca yang cerah dan bangunan stadion yang masih baru dan bagus cukup memuaskan hati (retceh banget ya sumber kebahagiaan gue, haha)

Maak aku di Stadion Pakanternaksari
Beranjak dari Stadion Pakansari, kami langsung menuju Depok, tujuannya satu: cari makan siang, hahaha. Kami sepakat mengisi perut di Warunk Upnormal Depok. Dengan budget 30 ribu sudah bisa kenyang makan di sini, cukup murah untuk ukuran tempat makan kekinian yang biasanya menguras kantong minimal 50 ribu. 

Jalan-jalan sudah, makan sudah, kami kembali ke kosan masing-masing sekitar pukul 4 sore. Jadi kalau ditotal perjalanan saya kali ini menghabiskan waktu hanya setengah hari dengan destinasi yang 'tak lama di jalan'. Cukup worthy untung dilakukan saat badan dan budget sedang tidak kompak untuk jalan-jalan jauh macam ke Bandung, Jawa Tengah, dan lainnya.

List pengeluaran:
Patungan bensin motor: Rp 10.000
Parkir Danau Dora: Rp 10.000/motor (ga tau kalo mobil berapa)
HTM Gunung Pancar: Rp 10.000/orang
Parkir motor Gunung Pancar: Rp 5000/motor

Parkir Masjid Andalusia: gratis
Pungli Sirkuit Sentul: Rp 10.000 (bete banget masih aja ada pungli)

Total: Rp 45.000

*Diluar biaya makan-makan, itu mah sesuai budget aja








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Tak Terlupakan ke Gunung Rinjani

Tips Meredakan Rhinitis Alergi (Pengalaman Pribadi)

Eduard Douwes Dekker, Seorang Belanda Penentang Sistem Tanam Paksa di Indonesia