Petualangan Baru, Gravitasi Baru

“Lihat La, kau masih punya setumpuk hutang perjalanan atas setiap jengkal tanah Indonesia. Sabang, Natuna, Baluran, Lok Baintan, Wae Rebo, dan banyak lainnya. Bulan ini Rinjani, bulan depan.. ah Kepulauan Seribu, bagaimana bisa yang satu itu terlewatkan? Hmm setelah itu bulan puasa, sepertinya istirahat dulu. Oh! Bagaimana kalau wisata religi ke Demak? Setelah Demak, tentu saja mudik ke Palembang. Eh, apa hanya mudik saja? Kelihatannya Gunung Dempo dan Lahat juga menarik..”


Begitulah letupan-letupan ide petualangan mengisi hari-hari saya, setiap hari setiap waktu. Belum lama saya mencintai hobi travelling, tak sampai lima jari ini untuk menghitung bilangan tahun perkenalan saya pada travelling. Meski belum sewindu, travelling mulai melahirkan identitas saya yang baru. Oh betapa membahagiakan!

Mulai dari backpacker-an, mendaki, berdiskusi, apapun yang mempertemukan saya dengan alam menjadi kecintaan baru. Setiap perjalanan dan perbincangan itu melahirkan tulisan-tulisan dalam blog, yang tak dinyana melahirkan satu hobi baru pula: travel blogging. Maka, dari pertemuan dua hobi ini memperluas sudut pandang, mempertemukan saya dengan orang-orang baru, berakumulasi melahirkan seorang Kamilah si pegawai kantoran sekaligus blogger dan traveller sampingan.

Saat Kecintaan itu Menimbulkan Suatu Gravitasi

Siapa sangka, dari hobi travelling yang menelur jadi ide berbagi tulisan, saya mulai menciptakan suatu gravitasi pada orang-orang sekitar. Dua-tiga teman berdatangan, mulai dari sekedar mengajak saya berbincang hangat soal Puncak Prau dan Sindoro, melakukan travelling bersama, menciptakan lingkaran pertemanan baru, hingga berkongsi mendirikan penyewaan peralatan gunung dan aktifitas outdoor. Sebuah daya gravitasi yang melahirkan tidak hanya kebahagiaan hati, tetapi juga produktifitas. 


Gravitasi yang kuat ini tak terlepas dari inisatif untuk berbagi dan memberitahukan dunia hobi baru dan kecintaan saya pada hal-hal bertema travelling dan bertualang. Saya berbagi kisah, cerita, foto-foto, baik itu  lewat blog, instagram, dan berbagai media kekinian lainnya. Dalam proses berbagi ini, saya tak bisa lepas dari sokongan gawai canggih.


Apa yang Saya Butuhkan?

Kemampuan kamera yang andal adalah suatu keharusan supaya saya dapat menangkap potret-potret petualangan aduhai, yang kemudian diramu dengan deskripsi kalimat dan dibagikan lewat berbagai media. Kualitas fisik gadget harus kuat menyeimbangi setiap gerak petualangan, karena risiko goresan dan terjatuh mengintai setiap waktu. Saya pun membutuhkan gadget cerdas yang mampu membantu merekam ide-ide tulisan yang muncul tiba-tiba, juga mampu berselancar dengan lancar di dunia maya untuk mengumpulkan informasi destinasi menarik guna merancang perjalanan. Semua kebutuhan itu terangkum dalam satu genggaman tangan lewat smartphone pendatang baru: Luna, si elegan yang dibalut material aluminium kokoh dan kualitas kamera yang tak kalah dari brand-brand yang telah lebih dulu dikenal dengan kehandalan kameranya seperti iPhone 6OppoXiaomi, maupun Vivo. Dan betapa menariknya ketika smartphone kualitas premium ini dapat ditebus dengan harga yang jauh lebih murah dibanding smartphone lainnya pada level yang sama. 


Dengan keajaiban petualangan dan sokongan smartphone Luna yang mumpuni, saya tak sabar menanti gravitasi baru apalagi yang akan hadir dalam dunia saya. Find your passion and #BeTheGravity!




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Tak Terlupakan ke Gunung Rinjani

Tips Meredakan Rhinitis Alergi (Pengalaman Pribadi)

Eduard Douwes Dekker, Seorang Belanda Penentang Sistem Tanam Paksa di Indonesia