Monolog Laut dan Padang Bulan

Taken by my journey mate
Purnama kemarin adalah kepura-puraan paling nyata di antara kita.
Kita tau bahwa romansa bukan kata yang tepat untuk menjelaskan kita, tapi alam dan waktu menciptakan drama di antara api unggun dan padang bulan.

Purnama kemarin, dingin menusuk tubuh  dan hangat memeluk hati.
Dalam sejumlah malam kita berbagi api dalam gelap dan berbagi kisah dalam diam.
Tidak banyak kata yang keluar dari mulutmu, begitupun aku, tetapi alam menerjemahkan terlalu banyak kata lewat lembah, angin, pasir dan ombak

Maka, aku menikmati setiap detik perjalanan sebagai kado untuk babak baru kehidupanku. Karena apa yang terjadi di antara Solo dan Jogja itu tidak akan pernah terulang pada waktu dan tempat dimana kita biasa berada.

Dalam kereta pulang,
26 Juli 2016

Ps: jangan galau-galau bacanya, hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Tak Terlupakan ke Gunung Rinjani

Tips Meredakan Rhinitis Alergi (Pengalaman Pribadi)

Eduard Douwes Dekker, Seorang Belanda Penentang Sistem Tanam Paksa di Indonesia