Postingan

Mengulik Kembali Perjalanan ke Gorontalo, dari Sate Ikan Tuna hingga Hiu Paus

Gambar
Bismillah. Halo halaman blog ku, apa kabar? Aku yang buat tapi aku yang lama nggak bersua ke sini, haha. Okay, kali ini aku akan menceritakan kembali salah satu perjalanan nggak terlupakan yang sebenarnya sudah lewat bertahun-tahun yang lalu, yaitu satu episode perjalanan ke Provinsi Gorontalo. Mungkin sudah kenyang ya membaca alasan aku bisa ke luar kota: pekerjaan. Haha. Tidak bermaksud aji mumpung, aku pribadi juga tidak pernah pilih-pilih atau bahkan nge-tag untuk dinas ke suatu tempat, hanya berjalan saja mengikuti bagaimana jalannya urusan kantor. Oh iya, tulisan ini aku buat saat pandemi Covid-19, awalnya aku malas-malasan juga untuk melanjutkan menulis blog, entahlah sedang jenuh saja. Lalu kenapa tiba-tiba menulis lagi? Singkat cerita sejak kondisi pandemi gelombang kedua, dan mungkin karena pengaruh bertambahnya usia, aku mulai lupa detail-detail cerita di masa lalu. Thus, aku bertekad untuk kembali aktif menulis di blog secara rutin. Oke, mari kita mulai cerita perjalanan ke

Titip Kisah dari Masa Pandemi

Gambar
Bismillah. Bingung ingin memulai tulisan ini dari mana. Sembilan bulan terakhir adalah masa-masa yang berat bagi kita semua. Ya, saya dan kalian tentu tidak menyangka kalau dalam fase hidup ini kita menjadi saksi dari salah satu kejadian bersejarah: Pandemi Covid-19.  Segar di pikiran saya jika mengingat betapa prihatinnya saya ketika membaca buku-buku catatan masa lalu, tentang letusan gunung yang memusnahkan peradaban masyarakat Pompeii, atau penderitaan satu juta penduduk Kamboja dibawah gerakan pembaharuan Pol Pot. Saya kira semua hal serba kelam itu sudah selesai, abad ini sudah modern, teknologi sudah maju, kita sudah aman. Namun, 2020 membungkam saya dan jutaan manusia lainnya yang mungkin berpikiran sama dengan saya. Mana pernah saya sangka kalau selama 9 bulan dunia bergerak jadi amat lambat, ekonomi terhambat, bandara-bandara sepi, tenaga kesehatan benar-benar taruhan nyawa, nggak pernah sedikit pun terbayang, tapi ini sungguh kejadian. Memang sih, pandemi ini tidak seganas a

Ketika Saya Pertama Kali ke Papua

Gambar
Bismillah. Sudah cukup lama saya idle di blog ini, saya sedang berada pada titik bingung dan kehabisan ide untuk menulis cerita haha #terlalujujur. Namun baiklah, saya coba memulai lagi proses menulis cerita perjalanan. Kali ini bukan perjalanan yang baru, yah dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini tentu saya dan kita semua sedang tak bisa bebas kemana-mana. Jadi, saya akan memutar kembali episode perjalanan di akhir tahun 2019, mari kita mulai ceritanya :) Tebak ini di mana? Nggak terasa banget, tahun 2019 sudah tinggal hitungan hari. Banyak hal yang terjadi dalam hidup saya di tahun ini: bertemu dan berpisah dengan orang-orang, pergi ke tempat-tempat yang tak terduga, termasuk tentang hal istimewa tentang perjalanan ke Papua. Papua merupakan salah satu dream land deretan atas dalam wish list saya. Tahun 2018 saya pernah hampir berangkat ke Papua saat masih kerja di kantor yang lama, tapi batal karena pas banget dengan jadwal tes di kantor yang sekarang, harapan untuk meng

Apakah Saya Sembuh dari Rhinitis Alergi?

Bismillah. Halo teman-teman, berhubung tingginya kunjungan ke tulisan saya soal tips meredakan rhinitis alergi yang ini , banyak yang kemudian bertanya, apa kabar rhinitis alergi saya sekarang? Jadi kali ini saya mau sharing bagaimana kabar saya dan penyakit yang satu ini. Emm mungkin tulisan ini tidak akan panjang-panjang amat ya.. Menjawab pertanyaan pada judul tulisan ini, saya pribadi merasa seperti sembuh dari rhinitis alergi yang pernah menyerang saya gila-gilaan di masa-masa SMP, SMA (terparah), dan kuliah. Saya nggak pede kalau mau bilang rhinitis alergi saya sembuh total karena saya tidak memiliki latar belakang ilmu kesehatan dan setahu saya pun alergi adalah sesuatu yang akan terus dibawa, tidak bisa sembuh. Namun, sejak tulisan tips itu saya posting, saya hampir tidak pernah lagi mengalami rhinitis alergi. Sepanjang tahun 2019 bisa saya pastikan bahwa rhinitis alergi saya hanya kambuh satu kali, itu pun saya tak yakin apakah benar rhinitis alergi atau gejala flu,

New Year, New Wishes?

Gambar
Hmm.. Saya bingung mau menuliskan apa pada postingan kali ini. Cerita perjalanan? Pendakian? Pekerjaan? Masih abu-abu. Akhir-akhir ini saya banyak melakukan refleksi tentang apa yang sudah saya lalui selama 26 tahun (yups this year I'm gonna turn 26), I probably sound so lame, but I brace my self to become old, menua itu fitrah. Seiring fisik yang menua, banyak cerita perjalanan yang saya lalui, tetapi nggak semuanya sempat saya bagikan di blog ini, padahal tujuan dari nulis blog yaa untuk mendokumentasikan perjalanan-perjalanan tersebut. Namun,  terlalu banyak pertimbangan dan hal yang berseliweran di dalam kepala, saya bingung mau menulis apa. Hingga akhirnya saya habiskan beberapa bulan terakhir dengan menggila baca buku. Pun demikian, hampir setiap hari saya buka blog ini, terpaku melihat halaman konten, ingin bercerita! Ingin bercerita! Tetapi masih saja belum 'sanggup'. Dengan menuliskan catatan kecil ini saya berharap bisa kembali menemukan jejak untuk mengisi konte

Pendakian Gunung Cikuray Via Pemancar 2019: Kasihan Lutut Tapi Seru

Gambar
Bismillah. Assalamu'alaikum warga blog!!! Tahukah kalian bahwa tahun 2019 ini saya nggak menargetkan akan mendaki kemana-mana? Saya niatnya mau fokus dulu ke kerjaan selama satu tahun, eh ternyata saya justru berkesempatan mendaki Gunung Ciremai pada bulan April, Bukit Prau pada bulan Juni , Gunung Cikuray pada bulan Oktober, dan Gunung Papandayan pada bulan Desember, kok jadi banyak yak neng 😂 Yawdahlah yaa intinya saya bersyukur ternyata semesta mendukung buat ngejalanin hobi yang satu ini. Balik lagi ke Cikuray, pendakian cihuy ini saya lakuin dari tanggal 25-27 Oktober 2019, awalnya saya cari teman nanjak bareng ke Gunung Sumbing lewat ig story (ini rencana sejak kapan tau tapi belum kesampaian juga hiks), alhamdulilah ada 2 mangsa  teman yang kejaring yakni Lord Ubay dan Ghozi. bagi saya pendakian ini istimevvah karena dua orang ini adalah para suhu saya dibidang pendakian, Ubay adalah tokoh yang saban hari ngajarin saya naik gunung, sedangkan Ghozi adalah junior saya di