Postingan

Jelajah Bandung si Kota Kenang-Kenangan

Gambar
Halo-halo Bandung Ibukota periangan Halo-halo Bandung Kota kenang-kenangan Saya sepakat dengan Bapak Ismail Marzuki, Bandung itu memang kota kenang-kenangan. Kenangan pada hujannya, kenangan pada stasiunnya, kenangan pada perbukitannya dan kenang-mengenang lainnya yang akan jadi topik bercerita saya di posting kali kesekian ini. Senin sampai Jumat tak pernah putus dari rutinitas pulang-pergi menggunakan KRL Commuter Line dari Stasiun Gondangdia menuju Stasiun Pondok Cina. Bagi yang seperjuangan dengan saya, kalian pasti hafal sekitar pukul setengah lima sore Commuter Line kita selalu tertahan oleh kereta jarak jauh, siapa lagi kalo bukan si Argo Parahyangan. Dari pertemuan setengah-lima-sore yang intens ini saya mulai penasaran, curi pandangan, bahkan pernah iseng dadah-dadah ke penumpang yang ada di dalam gerbong (haha ini jangan ditiru ya). Menurut saya si Gopar (nama beken Argo Parahyangan) tidak sopan, meski rajin  kami berpapasan tapi tidak juga saling berkenalan. B

Petualangan Baru, Gravitasi Baru

Gambar
“Lihat La, kau masih punya setumpuk hutang perjalanan atas setiap jengkal tanah Indonesia. Sabang, Natuna, Baluran, Lok Baintan, Wae Rebo, dan banyak lainnya. Bulan ini Rinjani, bulan depan.. ah Kepulauan Seribu, bagaimana bisa yang satu itu terlewatkan? Hmm setelah itu bulan puasa, sepertinya istirahat dulu. Oh! Bagaimana kalau wisata religi ke Demak? Setelah Demak, tentu saja mudik ke Palembang. Eh, apa hanya mudik saja? Kelihatannya Gunung Dempo dan Lahat juga menarik..” Begitulah letupan-letupan ide petualangan mengisi hari-hari saya, setiap hari setiap waktu. Belum lama saya mencintai hobi travelling, tak sampai lima jari ini untuk menghitung bilangan tahun perkenalan saya pada travelling. Meski belum sewindu, travelling mulai melahirkan identitas saya yang baru. Oh betapa membahagiakan! Mulai dari backpacker-an, mendaki, berdiskusi, apapun yang mempertemukan saya dengan alam menjadi kecintaan baru. Setiap perjalanan dan perbincangan itu melahirkan tulisan-tulisan d

Jalan-Jalan Murah ke Danau Dora LIPI Cibinong dan Gunung Pancar

Gambar
Bismillah.. Setelah sekian bulan istirahat dari mantengin blog, akhirnya dapat ide untuk menulis lagi. Kali ini saya akan cerita perjalanan iseng setengah hari yang murah dan worthy untuk dikunjungi. Destinasi yang saya sambangi  pas banget untuk semua yang tinggal / numpang tinggal di Jakarta, Depok, Bogor. Ehmm Bekasi dan Tangerang soalnya kejauhan, hehe. Sisa libur lebaran kemarin saya habiskan dengan balik ke Depok, lebih cepat dari orang kebanyakan. Niatnya biar santai, nggak kena arus balik yang menguras tenaga dan air mata. Sampai di kosan benar-benar bengong dulu.. "Gue bego apa ya.. Ini kosan sepi banget, warteg dan warung belum ada yang buka.. Di rumah pasti pada makan enak sisa lebaran" Nyesel? Iya! Haha.. Sifat nggak jelas dan nggak terduganya lagi kambuh, lain kali saya akan maksimalkan lama-lama di kampung dah. Sisa libur lebaran masih empat hari lagi, yakali saya bengong di kosan sampai kering kan.. Oke buka hape, tanya-tanya di grup siapa yang n

Untuk Dia...

Gambar
Di antara sabana dan Padang Bulan, aku mencarimu. Membaca tanda-tanda dari setiap jengkal tanah ini, berharap menemukanmu yang sejati. Dari sejumlah malam dan purnama, aku bertanya pada qalb, mencari sesuatu yang mampu menjawab kegelisahan hati. Aku tahu bahwa kau lebih tahu atas malam-malam yang jatuhnya perlahan, saat aku terlampau berharap mendengar bisik tentangmu dari ombak atau pasir. Tetapi, lagi, kau belum inginkan aku berhenti. Maka, pada perjalanan ini, aku masih dengan kegelisahan yang sama, menanti jawabmu dalam hidup yang singkat dan melelahkan. Sungguh. Mengenalmu adalah janji yang masih hilang dari ingatanku. Mengenalmu adalah tujuan hidupku. Mataku berhenti pada satu titik Pamit dari kegamangan yang tercipta antara peron stasiun dan kereta Aku menimbang waktu diantara rupa-rupa manusia kereta, Sambil membisikkan pertanyaan tentang Dia dan dia Tetapi jawabnya hanya bising Hingga kereta berhenti, tanda tanya masih berceceran di lorong-lorong gerb

Selaksa Rasa Menjadi Amil Zakat

Gambar
Bismillah. Agak susah sebenarnya untuk menggodok topik kali ini hingga menjadi tulisan. Lama terpendam dalam otak, bersaing dengan hasrat naik gunung dan nonton Avatar Korra sampai tamat, hehe. Zakat bukan menjadi dunia tempat saya dibesarkan. Ya, tentu saya tahu zakat, tetapi hanya sebatas ikrar rukun Islam, atau paling jauh mengamalkan zakat fitrah setiap Ramadhan. Selebihnya? Duh kalau umpama ujian semester, saya pasti bakal remedial jika keluar soal tentang zakat. Lalu, semua berubah ketika negara api menyerang saya secara resmi diterima sebagai amil zakat di Badan Amil Zakat Nasional alias BAZNAS . Anak seorang mustahik penerima bantuan BAZNAS di Bedugul, Bali Rasa Menjadi Amil Zakat Saat ini saya mengaktualisasikan diri di sebuah program penyaluran dana zakat yang bernama Pusat Kajian Strategis, si program ini dipayungi oleh BAZNAS sehingga secara resmi namanya Puskas BAZNAS . Pada awal masa kerja saya tidak pernah benar-benar memberi perhatian soal sebuta